Legenda Si Pitung, Robin Hood Dari Betawi

Penulis:
Rabu , 20:45 WIB
Legenda Si Pitung, Robin Hood Dari Betawi
ilustrasi

Si Pitung adalah tokoh legendaris dan pahlawan dalam masyarakat di Jakarta. Ia dipercaya sebagai pesilat unggul yang saleh dan rendah hati. Dengan keahliannya itu, ia membela rakyat kecil di daerah Jakarta yang tertindas oleh penjajahan Belanda.

Ia merampok orang-orang yang menjadi kaya karena menjadi kaki tangan Belanda, lalu membagi-bagikan hasil rampasannya kepada rakyat jelata. Sehingga, ia dikenal juga sebagai “Robin Hood dari Betawi”.

Hingga kini, orang Betawi percaya bahwa si Pitung memang pernah ada, berjuang, dan setelah gugur dimakamkan di Marunda, Jakarta Utara.

Masjid Si Pitung dan Legenda Air Sumur Tiga Rasa

Jangan ngaku anak betawi kalo belum ngunjungi masjid ini. Masjid Si Pitung ini terletak tidak jauh dari rumah legenda Betawi itu sendiri, lokasinya dekat dengan kampus Sekolah Tinggi Pelayaran Indonesia (STPI).

Untuk bisa sampai ke masjid ini, kita tidak bisa menggunakan kendaraaan roda 4 atau mobil, hanya dapat menggunakan kendaraan roda dua karena harus menyusuri gang-gang pemukiman warga.

Letak masjid ini lumayan jauh dari jalan raya. Menyusuri gang-gang kecil, dan sepanjang jalan akan melihat pemandangan berupa rawa begitu luas hingga mendekati masjid. Ketika laut pasang cukup tinggi, halaman masjid akan tergenang air setinggi mata kaki namun tidak sampai masuk ke dalam.

Masjid si Pitung dibangun pada abad ke-16 oleh para Wali Allah. Konon pembangunan masjid ini hanya membutuhkan waktu semalam.

Konon Masjid Si Pitung ini mempunyai sumur tiga rasa. Air dari sumur tersebut kabarnya dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

Letak sumur tersebut letaknya hanya beberapa meter dari masjid.

Di masjid ini juga ada makam salah satu pengurus di abad ke-18, yaitu KH Jamiin bin Abdullah. Dia merupakan salah satu penyebar Agama Islam di wilayah sekitar masjid.

Terkait nama Si Pitung pada masjid ini, pengurus masjid mengatakan masjid tersebut merupakan saksi napak tilas sang legenda di abad ke-18. Di samping itu, letak masjid yang tidak jauh dari rumah Si Pitung menguatkan asumsi tersebut.

Selama bulan Ramadan, masjid ini selalu ramai dikunjungi jemaah. Banyak orang ngabuburit kemudian berbuka puasa di masjid ini.

Sementara pada malam harinya, masjid ini menggelar sholat tarawih dam tadarus Alquran. Sedangkan di pagi hari, kuliah Subuh menjadi agenda yang rutin digelar.

Artikel Tag: si pitung, jakarta, robin hood

     
1866